Tuesday, April 14, 2015

Modus Penjahat Pembobol E-Banking Yang Sedang Trend Belakangan Ini

Penyidik Bareskrim Polri dikala ini sedang mengusut pembobolan sekian banyak dana nasabah di tiga bank agung di Indonesia bersama modus memanfaatkan software internet banking. Modus kriminal ini diklaim sudah memunculkan kerugian mencapai Rupiah 130 miliar.

Kepala Tubuh Reserse kejahatan(Bareskrim) Polri, Komjen Budi Waseso diwaktu dihubungi Tunai membenarkan kabar ini. Dirinya menjelaskan polisi sudah sukses mengendus dugaan pembobolan dana nasabah tiga bank yg dilakukan oleh sindikat kriminal dunia maya. Jelasnya, tersangka memakai malware utk muncuri data nasabah bank yg ditanamkan lewat jaringan internet.

"Pada Senin (13/4/2015) tempo hari kami sudah sukses membongkar sindikat pembobolan duit nasabah dgn memanfaatkan internet. Disaat ini kasus masihlah didalami oleh penyidik," tutur Budi, Selasa,(14/4/2015).

Modus dari pencurian dana nasabah ini menurut Direktur Tindak Pidana Ekonomi khusus(Dirtipideksus) Bareskrim Polri, Brigjen Victor Simanjuntak yakni bersama membajak akun internet banking milik nasabah bank maka kala nasabah bakal menyetorkan duit ke rekeningnya, aliran duit tersebut dapat dibelokkan ke Rek. tersangka.

Beliau menuturkan tersangka mutlak bukanlah penduduk negeri Indonesia dikarenakan berdasarkan penyelidikan Bareskrim nyatanya aliran dana tersebut menuju ke satu buah Rek. di negeri Ukraina.

"Pelaku bukan masyarakat negeri Indonesia. Dirinya memanfaatkan jasa kurir juga sebagai WNI. Maka dana nasabah dibelokkan masuk ke Rek. kurir, selanjutnya serta-merta diteruskan ke Rek. tersangka," papar Victor saat dihubungi Tunai.

Modus kriminil ini bermula diwaktu tersangka menawari piranti penerapan antivirus lewat pesan pelayanan di internet pada korban costumer e-banking. Sesudah korban mengunduh software palsu tersebut, malware dapat dengan cara automatis masuk ke computer & memanipulasi penampilan page internet banking seakan-akan page tersebut adalah milik bank. Dgn demikian, tersangka akan bersama gampang mengendalikan akun e-banking nasabah sesudah mengetahui kata sandi korban.

"Namun, tersangka tak menguras Rek. korban, cuma membelokkan ke Rek. kurir kalau korban jalankan transaksi keuangan lewat e-banking," papar Victor.

Dalam tindakan kejahatannya tersebut, tersangka merekrut WNI sbg kurir bersama kedok kerja sama usaha maka kurir sendiri tak mengetahui bahwa duit yg masuk ke Rek. mereka yakni hasil pembobolan.

Victor menuturkan tersangka menjanjikan kurir mampu membawa 10 prosen dari dana yg masuk & sisanya dikirimkan ke Rek. di Ukraina lewat Western Union. Perekrutan kurir ini dilakukan dengan cara acak dgn mengaku hubungan kerja usaha perdagangan seperti kayu, kain, & mesin.

"Pelaku menjalin kerja sama bersama kurir di Indonesia. Tersangka menyampaikan bila beliau bakal berikhtiar di Indonesia tetapi tak mempunyai Rek. utk menerima pembayaran dalam wujud rp. Para kurir hanya diminta mengakses Rek. & mentrasferkan duit yg masuk ke rekeningnya tersebut," terang Victor.

sekarang ini Bareskrim Polri tengah memahami kasus ini bersama periksa keterangan dari enam orang kurir yg sudah ditahan juga sebagai saksi. Penyidik, papar Victor, sudah mengantongi identitas tersangka & bakal bekerja sama bersama Interpol utk mengungkap jaringan sindikat pencurian duit nasabah ini. Berdasarkan hasil sensor sementara, jumlah kurir diduga berjumlah beberapa ratus orang yg menyebar diseluruh penjuru tanah air.

"Pelaku yaitu penjahat profesional yg mendalami betul IT. Seluruh kurir yg sudah diperiksa sama sekali tak menyadari apabila mereka terlibat dalam pembobolan bank. Tersangka ada di luar negara, kami sudah mengontak interpol utk menolong kami," ucap Victor.

Tapi, Victor malas menyatakan nama ataupun inisial dari tiga bank tersebut dikarenakan masihlah dalam penyelidikan oleh Polri. Beliau cuma menyatakan ke-3 bank tersebut ada yg berasal dari Badan Usaha Milik Negara & swasta. Dia mengungkapkan terdapat kira kira 300 nasabah dari ke3 bank tersebut yg jadi korban dgn keseluruhan kerugian mencapai Rupiah 130 miliar yg sukses dicuri tersangka.

"Nanti bank bakal kita panggil utk melengkapi laporan. Sebab ada pihak bank yg sudah mengembalikan duit nasabahnya ada yg belum," ujarnya.

Tuturnya, Indonesia dgn salah satu jumlah costumer internet paling besar didunia dapat jadi sasaran empuk dari tindak kriminil dgn alat online, terutama tidak sedikit penduduk yg tetap memanfaatkan software palsu maka rentan diretas.

Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Irwan Lubis, mengaku pihaknya belum menerima laporan dari pihak bank, Bareskrim Polri, ataupun institusi yang lain terkait kasus pembobolan dana nasabah di tiga bank ini. Walaupun demikian, Dirinya menegaskan bahwa OJK sudah meminta terhadap bank utk meningkatkan pengamanan technologi berita terhadap system internet banking.

"OJK belum menerima laporan baik dari bank ataupun dari pihak atau intitusi lain. Terhadap 9 Maret 2015 yg dulu, OJK telah meminta kewaspadaan bank & meningkatkan IT security terhadap pelayanan internet banking mereka," menurutnya pada Cash.

Tidak Cuma meminta pada pihak bank, Irwan serta menekankan pada para nasabah selalu untuk berhati-hati & waspada dalam bertransaksi dgn memanfaatkan internet banking terutama dgn memakai pc yg rentan terserah virus. Dirinya berikan saran pada para nasabah bila terdapat instruksi yg tak lazim & meragukan kepada ketika transaksi harap serta-merta menghubungi call center bank masing-masing.

"Nasabah pula diminta utk senantiasa waspada dalam bertransaksi via internet. Jika ada istruksi yg tak lazim cepat hubungi call center bank," papar Irwan.

Cocok dgn Undang-undang No 21 Th 2011 berkenaan Otoritas Jasa Keuangan, OJK yakni Instansi negeri yg mempunyai fungsi pengaturan & pengawasan pada individual bank (mikroprudensial). OJK diberikan kewenangan memberikan izin, mengatur, mengenakan sanksi, & memantau tiap-tiap gerakan perbankan di Indonesia produk tabita

No comments:

Post a Comment